Proyek TWM Meresahkan Masyarakat

Hari sabtu, 20 Juni 2008; Saya dan rekan-rekan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Jawa Barat (Walhi), LSM Tapak Biru (Tabir) dan aktifis lingkungan lainnya. Meninjau beberapa tempat yang di diduga telah melakukan pengrusakan lingkungan yaitu diantaranya mengunjungi Taman Pariwisata Matahari di kawasan Pariwisata Puncak Bogor tepatnya di Desa Cilember Kecamatan Cisarua.
Sebatas yang kami tahu bahwa area Taman Pariwisata Matahari (TPM) seluar lebih dari 30 ha, sebelumnya adalah hamparan sawah / ladang masyarakat sekitar yang di lintasi kali Ciliwung, dirasakan memberikan nuansa alam pedesaan nan asri dengan kultur budaya islami masyarakat sekitar yang sangat ketal di tunjang berdirinya beberapa pondok pesantren.
Akan tetapi ketika Kami datang berkunjung ke area TPM, sangat mengejutkan kondisi seperti itu sudah mulai dirasakan banyak perubahan yang signifikan teruatama nuasa alam nan asri dengan hamparan sawah / ladang milik masyarakat, kini berubah menjadi sarana wisata di duga miliki Hari Darmawan (Grup Matahari).
Lahan basah menjadi lahan kering, sawah menjadi tanah lapang, terjadi betonisasi untuk lapang parker yang cukup luas, sarana pemancingan, penginapan dan secara umum struktur tanah sudah banyak terjadi perubahan; Tidak hanya lahan sawah / ladang yang terkoyak nampaknya kali Ciliwung pun tercabik-cabik.
Mayarakat awam sekitar menyambut gembira karena merasakan kemudahan menikmati beragam hiburan dengan biaya relative ringan, akan tetapi masyarakat cerdas dan kalangan alim ulama mulai gelisah karena jikalau proyek ini dibiarkan terus berlanjut akan sangan membahayakan lingkungan di sekitarnya.
Dalam kunjungan Kami kepada beberpa tokoh ulama di sekitar Taman Pariwisata Matahari, selain kerusakan lingkungan yang akan menimbulkan kerugian seperti sumur-sumur mulai mongering karena fungsi serapan pada lahan sudah berkurang, mentalitas masyarakat dari kebiasaan bertani menjadi tenaga kuli / buruh suruhan, sarana wisata hiburan tersebut juga dengan sendirinya berpengaruh terhadap kultur budaya masyarakat akan terkontaminasi oleh beragam kultur budaya lain yang tidak jarang akan berdampak buruk sehingga di hawatirkan melahirkan regenerasi bangsa yang haus hiburan melupakan Tuhan.
Dalam diskusi antar tokoh di berbagai kesempatan mengulas soal kawasan Bopunjur, dengan berjalannya proyek sarana hiburan Taman Pariwisata Matahari (TPM); Mempertanyakan terhadap sikap pemerintah setempat yang membiarkan pelaksanaan proyek TPM ini yang terus berjalan karena sudah jelas bahwa kawasan buponjur dilindungi dengan adanya Keputusan Presidin nomor 114 tahun 1999 dan beragam peraturan terkait lainnya.
Selain itu menurut Anwar Anggana (mantan kepala Dinas Cipta Karya Ciawi) bahwa lahan milik grup matahari di Cilember tersebut masih terdapat banyak yang belum settifikat, kondisi ini memperkuat adanya indicator dugaan kolusi antara aparat setempat dengan pengusaha kondang pemilik TPM, karena tidaklah benar proyek pembangunan apapun terlebih seperti proyek besar Taman Pariwisata Matahari bisa di izinkan jikalau status tananhnya belum sertifikat.

2 komentar:

H Sunmadjaya Rukmandis mengatakan...

Assalamu'alaikum Kang Sukma, terima kasih atas masukannya ke blog kami. Mudah-mudahan ini jadi perhatian kami saat diberi amanah memimpin Kabupaten Bogor. Kalau ada kesempatan ada baiknya kita ngobrol. Mungkin akang bisa kontak ke humas SAE, Sdr Ahmad Muarif di 085880306309. Mudah-mudahan kita bisa bersinergi dalam menjaga kelestarian kawasan Bopunjur.

Wassalam

Unknown mengatakan...

Alhamdulillah, Saya sudah ketemu SAE ketika kampanye di Tugu Cisarua dan sempat dialog dengan beliau.

Semoga niat baik SAE membangun kabupaten Bogor dijadikan amal ibadah yang diterima Allah, Aamin.

Terima kasih,
Sukma